On 13/10/2010 11:16, Djuni Pristiyanto wrote:
- Peneliti kebencanaan dari Universitas Gadjah Mada, Prof Dr HA Sudibyakto MS: banjir bandang yang melanda Wasior adalah hasil dari anomali cuaca. Anomali cuaca ini bertemu dengan degradasi lahan akibat pembalakan liar.
- Pakar geologi Universitas Gadjah Mada Prof Dr Dwikorita Karnawati: Kawasan Wasior merupakan daerah yang menjadi langganan banjir bandang. Menurutnya, ada atau tidak pembalakan hutan, Wasior tetap akan terkena banjir bandang. Kawasan ini, imbuhnya terbentuk akibat banjir bandang yang terjadi dan bisa dikatakan selalu terulang selama jutaan tahun. Ia menyebutkan, apa yang terjadi di Wasior 4 Oktober lalu merupakan proses alamiah. Bencana banjir bandang di Wasior juga dipicu kondisi bentang alam berupa perbukitan tektonik.
- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan: menyatakan banjir bandang di Wasior bukan karena kerusakan hutan akibat pembalakan. Ia menyatakan, analisis atas banjir Wasior menyimpulkan, banjir disebabkan jebolnya sumbatan jalan air atau palung sungai di dalam sistem DAS Manggrai. ”Luas DAS Manggrai mencapai 2.065 hektar, kondisinya bagus. Dalam DAS itu tak ada HPH. Penyebab air bah bukan pembalakan atau pertambangan. Diduga, ada sumbatan palung sungai dalam DAS itu. Sumbatan itu terbentuk dari penumpukan batang kayu dan lumpur yang terus bertambah besar dan tinggi menyerupai bendungan. Pergerakan patahan bumi di CA Wondiboi membuat pohon tumbang dan akhirnya menyumbat palung sungai yang sekarang jebol. Namun, kami masih mencari di mana persisnya lokasi sumbatan itu.”
—————————–
Saya kok jadi semakin bingung bila membaca berita-berita di atas mengenai penyebab banjir di Wasior. Apakah ada yg bisa membantu menceritakannya dg bahasa yg mudah dimengerti oleh orang awam? Semakin canggih suatu penjelasan jadi semakin susah utk dipahami oleh org2 awam.
salam,
djuni
Yang pasti ada kejanggalan makna dibalik semua ungkapan mereka. Ada sesuatu yang ditutupi. Itu jelas!
Meris sekali ketika kita melihat para ilmuan atau yang sering kita katakan orang pintar (berpendidikan) menyatakan teori yang dia sendiri sebenarnya berat untuk mengungkapkan. Karena ada kepentingan dibalik semua itu. Mereka tidak berani mengatakan hal semestinya. Itu disebabkan karena mereka sang penjilat sejati. Takut jabatan lepas.
Hhmm……….. Mudah-mudahan ini hanya keresahan saya.
_________________________________________________
Bencana dari Negeri Air Mata.
Mampir ke blogku ya Mas. Mudah-mudahan perjalan di dunia tanpa bentuk ini bermanfaat.
Coba bantu ya.
Banjir bandang adalah suatu aliran cepat yang merupakan campuran material bahan rombakan (debris), batuan atau lumpur dengan air. Banjir bandang berasal dari dua kata banjir dan bandang. Banjir yang sudah sangat dikenal adalah kejadian meluapnya air sungai, sedangkan bandang (berasal dari bahasa jawa yang berarti terikut dalam rombongan (kebandang)). So, material rombakan sepanjang aliran sungai akan bertambah dari hasil erosi kiri kanan tebing dan erosi vertikal atau memperdalam sungai.
Nah kalo pingin tahu penyebabnya, kita telusuri dari ke tiga komponen banjir bandang tersebut (material; air dan yang menggerakannya). Penyebab pertama adalah tersedianya material, biasanya terdapat diwilayah-wilayah dimana batuannya atau tanahnya tidak kompak atau gampang terurai atau rawan longsor. kedua adalah air bisa di sebabkan oleh hujan (umum) kayaknya wasior ini, atau bisa juga tumpahan dari danau atau letusan danau kawah atau bendungan buatan lainnya. Penggeraknya adalah gravitasi (yang terjadi diwasior) atau letusan gunung (danau kawah) atau ambruknya bendungan.
Gabungan dari ketiga hal tersebut untuk wasior kira-kira begini, pada daerah tangkapan air hujan terjadi penggundulan hutan (1) atau longsor yang menutup/menyumbat sungai (2). bila terjadi penggundulan hutan (yg dibatah menteri) bila terjadi hujan terus menerus akan terjadi aliran lumpur/batu yang semakin kebawah semakin pekat alirannya. atau longsor yang menyumbat sungai (secara alami (dwi korita) lama-lama akan membentuk bendung alami, bila kemampuan bendung akibat tumpukan longsor yang lemah ini jebol akan terjadi aliran lumpur dan semakin kebawah semakin cepat dan pekat.
So 2 pakar diatas benar, hanya kurang membumi dan sebagian saja (Subiyakto menyatakan cuaca (hujan) ketemu degrdasi lahan, sedangkan Dwikorita, secara alami (hitungan waktu geologi sangat2 panjang dibandingkan dengan waktu manusia yg kita pakai sehari2, maksudnya langganan banjir menurut Dwikorita dalam skala waktu geologi/jutaan tahun). Kalo pak menteri jawaban politis,mana mau disalahkan, terus jawaban ngawur yang asal pinjam dari stafnya.