Awareness: Butir-butir Mutiara Pencerahan
Judul: Awareness; Butir-butir Mutiara Kesadaran
Penulis: Antony de Mello SJ
Penyunting: J Francis Stroud SJ
Alih Bahasa: Paulus Hidayat
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Edisi: Keempat, Maret 2000
Tebal: 416 halaman.
BAGI para penjelajah spiritual, bagi orang-orang yang mencari kebahagiaan, Awareness adalah buku penting untuk diselami. Antony de Mello memaparkannya dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Terkadang menyentak jiwa-jiwa yang lalai untuk menyadari bahwa kebahagiaan yang didambakan setiap insan adalah cahaya lilin yang menerangi jalan setapak dalam dirinya. Orang yang tidak bahagia adalah ia yang melemparkan lilin itu ke dasar jurang ketidaksadaran, membiarkannya tinggal redup, tetapi mencari-cari sumber cahaya yang lain di luar dirinya.
Dalam butir-butir pencerahannya, De Mello mengajak pembacanya mengembara di padang perumpamaan ketika kalimat-kalimatnya lebih menarik untuk diungkapkan tidak secara verbal. Misalnya, kisah burung rajawali yang menetas dari eraman seekor ayam. Rajawali itu lalu mengira bahwa dirinya adalah ayam dan berperilaku layaknya seekor ayam. Ketika melihat ke angkasa ia takjub, seekor rajawali terbang dengan gagahnya. Ia berandai-andai kalau bisa terbang seperti rajawali itu.
Apa yang ingin disampaikan De Mello adalah bagaimana seseorang menyadari jati dirinya, menyadari keadaan yang berlaku di luar diri dan menempatkan dirinya pada kapasitas sebagai bagian dari realita. Tidak ilusif menghadapi realita, tanpa memaksakan apa yang tertera di kepala dipaksakan harus sesuai dengan apa yang dihadapi.
Realita adalah air sungai, dan ketika kita menyadari bahwa air itu kini berada dalam sebuah ember maka ia bukan lagi air sungai. Begitu pula realita, bila kita coba mereduksinya ke dalam konsep-konsep maka ia menjadi air dalam ember yang mati, tak mengalir. Realita tak pernah berhenti mengalir, selalu berubah.
Sedangkan konsep berhenti pada satu titik, sebentar kemudian ditinggalkan sang kala. Hal ini sebenarnya yang menyebabkan orang tidak dapat merasakan kebahagiaan. Kalaupun ada hanya kebahagiaan semu, karena segala sesuatu dikembalikan kepada konsep-konsep ideal yang menjadi rujukan. Dan ketika sesuatu yang diharapkan dan dicita-citakan itu melenceng dari konsep ideal yang sudah ditetapkannya ia menjadi kecewa, tidak mau menerima bahkan putus asa. Ia mencari kebahagiaan dari luar diri, menggantungkan kebahagiaannya kepada sesuatu di luar dirinya.
Menyadari realita sebagai sesuatu yang patut diterima dengan lapang dada adalah modal dasar untuk mengecap kebahagiaan yang hakiki. Walaupun kebahagiaan dalam buku ini hanya sebagian topik yang dibahas penulisnya, bukan berarti memparalelkan spiritualitas dengan an sich kebahagiaan.
De Mello memberikan resep bagaimana manusia dapat menuju kebijaksanaan. Bijaksana terhadap diri sendiri, bijaksana terhadap keadaan sekitar sebagai langkah awal menuju kebahagiaan. Kebahagiaan yang mewujud dalam hati setiap orang. Ada empat langkah yang perlu dilalui, pertama, mengenal perasaan negatif yang ada dalam diri. Banyak orang yang mempunyai perasaan negatif tetapi mereka tidak menyadarinya.
Apakah yang dimaksud dengan perasaan negatif? De Mello mencontohkan kemurungan misalnya. Kita merasa murung dan cemas, lalu membenci diri sendiri dan merasa bersalah. Kita merasa hidup tidak mempunyai tujuan, tidak bermakna, terluka, gelisah dan tegang. Tahap pertama adalah mengenali perasaan-perasaan negatif itu.
Langkah kedua adalah memahami bahwa perasaan negatif itu ada di dalam diri dan bukan dalam realitas. Ketika perasaan negatif itu ada, maka usaha untuk selalu mengubah kenyataan, mengubah orang lain menjadi pekerjaan yang sia-sia. Kita tidak perlu mengubah apa pun. Perasaan negatif itu ada di dalam diri kita. Tidak ada kondisi, kejadian, situasi, atau orang yang dapat menyebabkan kita terganggu. Kita sendiri yang menyebabkan perasaan negatif itu muncul.
Langkah yang ketiga adalah tidak mengindentifikasi diri dengan perasaan-perasaan negatif itu. Perasaan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan jati diri. Perasaan itu bukanlah jati diri. Perasaan yang akan berlalu dan hilang dari diri kita seperti awan mendung di udara yang sebentar kemudian cerah kembali.
Langkah yang keempat, bagaimana kita mengubah keadaan di sekeliling kita, bagaimana kita mengubah diri kita sendiri. Seperti yang dikatakan Deepak Copra, “Bila Anda dapat mengubah diri Anda, maka Anda dapat mengubah dunia.”
Dengan demikian, butir-butir pencerahan yang dipaparkan De Mello sangat gamblang mengantarkan orang meniti jalan ke dalam dirinya. Memahami jati diri dan meletakkan jati diri itu dalam aliran realita dengan sikap menerima yang lahir dari dalam dirinya membuat orang sadar untuk melulu tidak mengurusi kesalahan orang lain. Kemampuan memisahkan kesedihan, kekecewaan, kepahitan, dan rasa marah dari identitas jati dirinya adalah bukti keberhasilan menapak satu langkah ke dalam diri menuju kebahagiaan. Hanya menyaksikan awan mendung dan noda hitam pada udara yang sebentar lagi pergi, hilang lenyap. Dan udara kembali bersih, putih.
Sebagai jalan spiritual seyogianya buku ini dilihat dengan kacamata universalitas. Sebab tanpa paradigma yang universal butir-butir pencerahan yang dipaparkan Antony de Mello ini hanya akan menjadi bahan polemik yang akan menghabiskan energi, sedangkan gerakan kesadaran ini harus segera kita tanamkan dalam diri masing-masing, agar pencerahan membumi tidak sekadar tinggal dalam dunia wacana.
(M Afdhal, anggota Komunitas Sastra Altar Ciputat, Alumnus Fakultas Adab IAIN Jakarta)
Kompas, Sabtu, 7 Juli 2001
Isi bukunya memang bagus. Mengajak pembaca untuk “bangun dari tidur”. Membuat pembaca menertawakan sifat-sifat buruknya sekaligus menggali makna hidupnya.
tiap kali mendengar nama A.de Mello, langsung terbersit kata-kata bijak, saran hidup, buku bermutu…dan bibir tersenyum….
buku in membuat saya menyadari siapa sebenarnya saya.
sekian lama saya mencari jati diri yang sesungguhnya.
saya jadi semakin mengerti apa tujuan hidup dan arti keberadaan saya.
semakin saya menbaca buku ini semakin saya tenggelam dalam lautan kasih -NYA yang tanpa batas dalam diri saya.
Sungguh buku yang luar biasa. Saya, yang tadinya tidak pernah berminat untuk membaca buku yang tidak bergambar, sekarang saya sudah berubah, semenjak saya membaca isi buku Awareness secara tidak sengaja beberapa minggu yang lalu. Halaman demi halaman saya lalui, semakin saya terhanyut dalam makna mendalam yang selama ini belum pernah saya alami. Mengenai isi dari buku itu sendiri bagi saya, Awareness telah memecah, meruntuhkan “topeng-topeng” yang selama ini melekat pada diri saya. Terima kasih untuk Antony de Mello SJ yang telah menulis buku Awarness. Marilah kita semua menjadi diri kita yang “sejati”.
buku yang membuat saya berani “bangun” dari tidur panjang..
salam kenal.
ada yang bisa tolong untuk membeli kan buku ini ?…….
Saya juga mau beli biar bekas nggak masalah, saya telah coba ke Gramedia stock kosong. Siapa bisa bantu?
Trims sebelumnya.
Y. Soebardi
Bukunya Bagus, baik untuk menadarkan akan kemurnian dan pematangan diri
buku yg bagus untuk mengenal dan menemukan jati diri kita yg sesungguhnya..
Kapan aku punya buku”awarness”?
Menyesal sekali mendengar kesan – kesan dari pembaca, karena saya pernah memiliki buhu ini, saya tidak pernah membacanya dan tidak tahu dimana buku awarness itu sekarang, saya baru menyukai karya Anthoni setelah membaca buku Anthoni J Melo, PANGGILAN UNTUK MENCINTA, yang sudah saya miliki 12 tahun lalu tapi baru sayabuka beberapa waktu ini, untunglah buku inipun tidak saya hilangkan, saya bersyukur bisa membacanya, buku yang luar biasa.
Aku sangat membutuhkan buku ini..ini sangat bermanfaat dan membuat kita bangun dan menyadari apa yang telah kita lakukan selama ini!
dimana saya bisa mendapatkan buku2 karangan Anthony de Mello SJ ?, sekiranya bisa memberikan informasi untuk saya.
bagus nih dibuat bahan penelitian, mohon bantuan đŸ™‚
Dapat diartikan>>>Siapakah aku sebenarnya????!!! or Who Am I????
ANTONIO DE MELLO UNTUK SEMUA AGAMA, UNIVERSAL ITULAH KENYATAANNYA. WALAU SAYA TAU LEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA BUKU BELIAU.SALAM